27/08/11

Ketika Aku Mengajak Keong Berjalan-jalan

Diposting oleh Divany Alifiani di 08.52 0 komentar
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tidak bisa jalan terlalu cepat, Keong sudah berusaha keras merangkak, setiap kali hanya bergerak sedikit demi sedikit.

Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta maaf serasa berkata, "Aku sudah berusaha dengan segenap tenaga...". Aku menariknya, menyeretnya, bahkan menendangnya. Keong terluka.

Ia mengucurkan keringat, napas tersengal-sengal, merangkak ke depan. Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan?

Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi senyap. Biarkan saja keong merangkak di depan, aku kesal di belakang.

Pelankan langkah, tenangkan hati... Oh?

Tiba-tiba, tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku rasakan hembusan sepoi angin. Ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung.

Aku lihat langit penuh bintang, cemerlang. Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini? Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata, Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat memahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He's here and with me for a reason..."

*****

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, haruslah berusaha untuk memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika ia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu dengan teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, ingatlah untuk bersyukur akan pertolongannya. Karena dialah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah engkau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima kasih. Karena dialah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah engkau benci, sapalah dengan tersenyum karena dia membuatmu semakin teguh.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah dan berbincanglah dengannya. Karena, jika bukan karena dia, hari ini kau tak akan memahami dunia ini.


Saat bertemu dengan orang yang pernah diam-diam engkau cintai, tetaplah tersenyum padanya. Karena saat engkau mencintainya, bukankah engkau berharap dia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterima kasihlah bahwa dia pernah ada dalam hidupmu. Karena dia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah paham terhadapmu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, berterima kasihlah sepenuhnya bahwa dia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.



(Taken from: Cerita Sebuah Pensil -dengan pengubahan seperlunya)

Ketika Wanita Menangis

Diposting oleh Divany Alifiani di 08.45 0 komentar
Ketika wanita menangis,

itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya,
melainkan justru dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.

Ketika wanita menangis,

itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya,
melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.

Ketika wanita menangis,

itu bukan karena dia ingin terlihat lemah,
melainkan karena dia sudah tidak sanggup lagi berpura-pura kuat.



(Taken from: Let Go)

27/08/11

Ketika Aku Mengajak Keong Berjalan-jalan

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tidak bisa jalan terlalu cepat, Keong sudah berusaha keras merangkak, setiap kali hanya bergerak sedikit demi sedikit.

Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta maaf serasa berkata, "Aku sudah berusaha dengan segenap tenaga...". Aku menariknya, menyeretnya, bahkan menendangnya. Keong terluka.

Ia mengucurkan keringat, napas tersengal-sengal, merangkak ke depan. Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan?

Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi senyap. Biarkan saja keong merangkak di depan, aku kesal di belakang.

Pelankan langkah, tenangkan hati... Oh?

Tiba-tiba, tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku rasakan hembusan sepoi angin. Ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung.

Aku lihat langit penuh bintang, cemerlang. Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini? Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata, Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat memahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

"He's here and with me for a reason..."

*****

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, haruslah berusaha untuk memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika ia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu dengan teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, ingatlah untuk bersyukur akan pertolongannya. Karena dialah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah engkau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima kasih. Karena dialah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah engkau benci, sapalah dengan tersenyum karena dia membuatmu semakin teguh.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah dan berbincanglah dengannya. Karena, jika bukan karena dia, hari ini kau tak akan memahami dunia ini.


Saat bertemu dengan orang yang pernah diam-diam engkau cintai, tetaplah tersenyum padanya. Karena saat engkau mencintainya, bukankah engkau berharap dia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterima kasihlah bahwa dia pernah ada dalam hidupmu. Karena dia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah paham terhadapmu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, berterima kasihlah sepenuhnya bahwa dia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.



(Taken from: Cerita Sebuah Pensil -dengan pengubahan seperlunya)

Ketika Wanita Menangis

Ketika wanita menangis,

itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya,
melainkan justru dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.

Ketika wanita menangis,

itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya,
melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.

Ketika wanita menangis,

itu bukan karena dia ingin terlihat lemah,
melainkan karena dia sudah tidak sanggup lagi berpura-pura kuat.



(Taken from: Let Go)
 

Skyscraper Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea